Hal yang paling membahagiakan dalam hidup ini adalah saat Allah selalu mengurus kehidupan kita. Sungguh membahagiakan apabila Allah selalu hadir dalam masalah-masalah kita dan membawakan kemudahan untuk kita. Sangat menentramkan apabila Allah menjamin kesejahteraan kita. Allah menjamin rejeki kita. Allah mengurus keperluan kita. Dan yang tak kalah penting adalah, Allah selalu mencukupkan keperluan kita. Dalam sebuah ayat Allah berfirman,
"Dan barangsiapa yang bertawakal
kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya". [Ath-Thalaq :
3]
Dialah orang-orang tawakal
yang Allah urus hidupnya. Ya, tawakal adalah kunci agar Allah datangkan
pertolongan-Nya. Tawakal adalah ketentuan yang harus ada pada diri seorang
mukmin agar Allah selalu membersamai hidupnya. Tawakal akan datang dalam diri
jika iman sudah bersemayam dalam jiwa.
“… dan bertaqwalah kepada Allah, dan hanya kepada Allah hendaknya
orang-orang beriman bertawakal” (QS. Al Ma’idah: 11).
Dengan bertawakal, bukan hanya
Allah akan memudahkan urusan seorang hamba yang mukmin. Namun, Allah akan
menutupi dari kesusahannya, serta memelihara dari kejahatan manusia serta
melindunginya. Seperti mudahnya Allah melindungi rasulullah saw dari makar Bani
Nadhir yang hendak memberi celaka pada diri rasulullah saw. Allah melindungi
Rasullullah saw karena Rasulullah telah tawakal sepenuhnya kepada Allah Dzat
Yang Maha Melindungi.
Dengan tawakal yang bersemayam
dalam dada seorang mukmin, tak ada sesuatu di dunia ini yang membuat resah
hati. Tak ada sesuatu yang membuat gundah diri. Tak akan ada. Hati tak akan
resah jika jodoh belum bertemu. Tak kan gundah jika rejeki banyaknya hanya
segitu. Karena
orang-orang yang takut
dengan rejeki, takut tak bertemu jodoh, takut tak punya anak, takut banyak anak,
takut tak bisa makan, takut tak berkuasa, takut akan hal-hal yang belum didapat
di dunia, sesungguhnya ia bukannya kurang apa-apa, hanya kurang iman dan
tawakal yang tumbuh dalam dadanya.
Orang yang sibuk memikirkan dunia hingga menyita pikiran, ia
tak akan mendapat apa-apa kecuali lelah, penat dan, stress semata. Kenapa bisa
stress? Karena ada tambatan lain selain Allah Shubhanahu wa Ta’ala. Karena ada tandingan lain di dalam hatinya
selain Allah Yang Maha Perkasa. Hidupnya jadi tak terurus karena Allah
berpaling darinya. Allah jauhkan ketenangan jiwa krn ia menduakan Allah dalam
hatinya. Allah memalingkannya dari keberkahan hidup karena ia tinggalkan
tawakal. Hingga Allah akan memalingkan hatinya dari sakinah. Hidupnya
semakin sulit, semakin jauh dari Allah. Penyebabnya ialah ia tinggalkan tawakal
pada Allah. Ia masih menyandarkan hidupnya kepada selain Allah.
Oleh karenanya, jika kita ingin diurus oleh Allah, dimudahkan
urusan kita, dicukupkan keperluannya, dihindarkan marabahaya, maka kuncinya satu,
yaitu tawakal. Tentang tawakal, jangan sampai pemahaman kita terpental. Tawakal
itu bukan hanya pasrah tanpa usaha. Tawakal pun bukan berarti pasrah setelah
berusaha. Karena hakikatnya, tawakal itu bukan hanya dipenghujung cara. Namun
tawakal itu bergantung pada Allah sepanjang cara menjalankan asa. Tawakal ialah
milik orang-orang yang sungguh-sungguh ikhtiarnya. Lihatlah bagaimana Hajar
ibunda Ismail yang ditinggalkan suaminya, Ibrahim, di lembah baka. Tak ada
pohon, tak ada orang. Hajar berlari-lari antara Shofa-Marwa hingga 7 kali.
Hajar sungguh-sungguh berikhtiar kepada Allah dan Allah mengucurkan mata air di
bawah kaki Ismail.
Begitu pun teladan dari orang yang paling tawakal, Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wa sallam. Sebelum
hijrah, ia shalallahu ‘alaihi wa sallam
atur strategi terlebih dahulu. Saat perang Uhud, rasulullah tak meninggalkan
musyawarah, memakai baju lapis besi, dan mengatur pasukan. Padahal rasul tahu
bahwa tak kan ada luka di tubuhnya kecuali atas ijin Allah. Begitulah tawakal
yang telah diajarkan. Dengannya (tawakal) Allah memudahkan urusan kita.
Dengannya, Allah jauhkan kita dari bahaya. Dan karenanya (tawakal) Allah
mengurus kehidupan kita.
Wallahu a’lam bishowab.
0 komentar:
Post a Comment