Letakkan 'Baper' pada Tempatnya

, , 2 comments


Setiap jaman selalu memunculkan istilah unik yang menjadi kosa kata baru di kalangan khalayak ramai. Mungkin lidah menemukan lekukan baru pada mulut sehingga memunculkan gaya bahasa yang belum dikenal pada masa sebelumnya.

Suatu saat, as usual, ane berselancar di lautan maya melalui surfboard akun sosmed. Salah seorang teman yang saya sendiri juga tak begitu kenal dengannya, you know di dunia maya kita bisa “berteman” dengan seseorang yang kita sendiri tidak pernah tahu wajah dan wujudnya.

“ah kamu sih baper..”, ejeknya di kolom komentar. Di jejaring sos-med lain lagi-lagi ane menemui, “mungkin gue terlalu baper kali ya”, celoteh pengguna sebuah akun. Hari-hari itu memang lagi marak istilah ‘baper’.

Awalnya ane bertanya-tanya, Baper ki makanan opo sih jane? (read: Baper itu makanan apa sih sebenernya?). But, tidak terlalu lama, lalu ane tahu apa itu baper. Ealah,, baper ki kepanjangan dari ‘Bawa Perasaan’ tho. Hmmm.... anak muda jaman sekarang. Sebenarnya pada pinter-pinter, selalu bisa nemuin kosa kata baru.

Baper alias bawa perasaan selalu dikait-kaitkan saat seseorang terlalu sensitif menanggapi suatu kejadian/sikap/perkataan orang lain. Ya dikit-dikit sensitif gitu. Saat ada yang bilang, “eh ternyata kamu perhatian juga ya?”, trus baper sampe hatinya melambung tinggi. Saat dibilang, “mbok ya kamu itu kalau dateng agak pagian dikit kenapa, biar engga telat terus.” Lalu, nyalinya ciut di depan rekannya itu, baper sih. Saat kamu nyapa temen, tapi dasar nasib malah dicuekin, trus kamu jadi mrengut, sedih, kebingungan, gak enak mau basa-basi lagi. Baper sih. Hehe... nah situasi yang terakhir ini yang ane pengen cuap-cuap sedikit.

Dulu, duluuu banget, ane suka baper, alias bawa perasaan. Seringnya ane jadi engga enak kalau teman udah mulai gak nyahutin basa-basi ane. “si fulan ini kenapa ya? Kok kaku banget ya diajak ngobrol, kemarin-kemarin engga. Ane salah apa ya?”. Atau, “kok dia ngomongnya agak keras gitu sih sama gue. Jadi kepie banget deh.” Contoh lain, “dia tadi pas rapat kok kayaknya menjurus nyindir gue deh” dan baper-baper yang lain. Well, wajar sih ya tetiba kita suka mbatin begitu. Lepas dari bener atau salah persangkaan kita, ya wajar aja karena kita punya hati, punya perasaan. Nah itu sebabnya diistilahkan dengan ‘bawa-bawa perasaan’.  Ya secara, kita makhluk hidup bernama manusia, selain memiliki ciri-ciri bisa bergerak, bernafas, berkembang biak, memerlukan makanan, ekskresi, peka terhadap rangsang, tumbuh dan berkembang (udah kayak belajar biologi aja), selain 7 ciri-ciri itu kita juga punya tambahan satu ciri lagi, yaitu mempunyai perasaan. Mempunyai apa? Pe-ra-sa-an. Yap, perasaan.

Hanya saja, setelah kita suka baper dengan situasi-situasi yang kurang mengenakkan itu, seringnya kita jadi berubah sikap hanya karena menuruti persangkaan yang belum tentu bener. Nah sayangnya, kita lebih sering merubah sikap kita jadi lebih tidak mengenakkan lagi. Ya gak? Misalnya, hanya karena temen kita ngomongnya agak tinggian nadanya, lalu sesampainya di rumah kita jadi nangis sesenggukan di kamar, kamarnya dikunci pula. Hehe.. padahal mungkin aja temen kita itu lagi mau dapet tamu bulanannya, biasalah wanita, ada saatnya hormon di dalam tubuhnya merubah sikapnya. Hehe. Atau mungkin saja dia bukan meneriaki kita, tapi temen yang waktu itu duduk pas di sebelah kita. Nah lho baper sih..

Atau, yang awalnya kita ceria sekali dan pengen buat temen-temennya ikut ceria, hanya karena ada temen yang cuekin, lalu kita jadi ciut. Mak nyuttt, mendadak langsung jadi pendiam. Padahal bisa saja dia lagi penasaran sama hal lain, alhasil kurang memperhatikan kita. Nah lho baper sih. Sampe seringnya baper, salah satu temen ane sering bilang, ‘makanya jangan pake hati, hatinya ditinggal di kos aja”.

Dan ternyata, kalau kita perhatikan, baper yang buruk itu tidak jauh beda dari prasangka buruk, ya? Atau jangan-jangan persangkaan buruk itu yang bikin baper (?) entahlah. Yang jelas keduanya kurang baik. J

Nah ngomongin soal baper, saya jadi kepikiran, baper itu sebenarnya engga buruk-buruk amat kok. Asal ditempatkan pas pada tempatnya. Nah apa itu? Menurut ane, itu sama halnya dengan energi, akan jadi negatif kalau kita salah menempatkan. Sebaliknya, tentu akan bermanfaat saat menempatkan di tempat yang pas. Lha terus, kemana kita mesti menempatkan ‘baper’ ?

Baper, alias bawa perasaan sangat cucok alias cocok dihadirkan saat kita ‘ketemu’ dengan Sang Pencipta. Saat apa itu? Yaps, betul banget, saat kita beribadah dan mendekat pada Allah. Kira-kira begini, baperlah, bawalah perasaanmu saat kita bermunajat kepada Allah. Saat kita berdoa, baperlah dan munculkan rasa bersalah karena memang kita makhluk pendosa. Itulah sebaik-baik baper.


Saat berdoa pada Allah, baperlah, bawalah perasaanmu, karena kita khawatir jika doa kita tidak diijabah, dan baperlah dengan sangat-sangat berharap penuh keyakinan kalau Allah Maha Mengabulkan do’a.

Saat kita sholat, baperlah, bawalah perasaanmu seakan-akan Allah tepat berada di hadapan kita. Saat sholat, baperlah karena Allah Melihat gerakan kita sehingga muncul perasaan ihsan. Baperlah, bawalah perasaanmu saat kita diberi rejeki yang lebih berlimpah, sehingga kita ingat dengan saudara-saudara kita di bumi belahan lain yang kurang beruntung kehidupan dunianya, sehingga kita tergerak untuk mensedekahkan sebagian harta kita.

Baperlah, bawalah perasaanmu saat seseorang menasehati dengan nasehat yang mulia sehingga kita bisa merenung dan berfikir lalu menjadi lebih baik karena nasehatnya. Baperlah, bawalah perasaanmu saat kita berada di tengah-tengah anak-anak sehingga mereka merasakan kedamaian dan keriangan karena kehangatan dan kasih yang tercurah dari diri kita.

Baperlah, bawalah perasaanmu saat lisan kita mengucap kalimat-kalimat dzikir, sehingga kita begitu larut dalam pemaknaan dzikir kepada Allah itu. Dan baperlah, bawalah perasaanmu saat kita melakukan kebaikan, agar kita bisa merasakan makna yang begitu dalam di setiap kebaikan yang kita usahakan.


The last, baperlah saat kamu membaca postingan ini. :D, kalau belum ngrasa agak gimana gituh saat baca postingan ini, mungkin Anda belum baper (?). hehe... 

2 comments: