Setiap gerak dan amal kita hendaklah diiringi dengan
ilmu. Berkaitan dengan keutamaan ilmu dan hukumnya, telah banyak dibahas di
kitab-kitab para ulama. Semangat untuk beramal pun itu belumlah cukup. Beramal tanpa
ilmu hanya akan membinasakan. Itulah mengapa ilmu letaknya sebelum amal. “al ‘ilmu qobla amal”. Ilmu mestinya
menjadi pengiring amal. Ketiadaan ilmu dalam diri seringkali membuat salah
memahami makna sejati tentang kaidah-kaidah syar’i.
Tentang ihlas, sering dipahami tanpa pamrih hati. Tawakkal sering dimaknai pasrah tanpa tapi. Sabar diartikan berdiam diri.
Sabar itu tetap teguh dalam kebenaran, bukan diam dalam ketidakberdayaan.
Tentang sabar, seringkali pemahaman kita tersasar. Kadang sabar dimaknai berdiam diri dalam ketidakberdayaan. Kadang sabar dimaknai membiarkan kemaksiatan. Kadang sabar berdiam diri dari mengubah keadaan. Sesungguhnya sabar adalah tetap teguh di atas kebenaran meski memberatkan, melelahkan.
Tentang tawakal, seringkali pemahaman kita terpental. Kadang tawakal diartikan pasrah tanpa upaya. Kadang ia dimaknai pasrah setelah berusaha. Hakikatnya, tawakal itu bukan hanya di penghujung cara, namun tawakal itu sebelum berusaha, saat melakukannya, dan setelah tuntas mengerjakannya.
Mari kita benahi tentang 3 hal dalam hidup kita; ikhlas,
sabar, dan tawakal.. :)