Mumpung masih di awal-awal tahun, belum terlambat banget
memulai menyusun kembali resolusi tahunan seperti ramai orang lakukan. Penting
banget po bikin resolusi-resolusi
begituan? Hmmm,, tergantung, kalau kamu kepengen hidupmu lebih terarah dan
tertarget, resolusi atau catatan-catatan yang berisi harapan dan keinginanmu,
penting kamu buat.
Bagi saya, resolusi atau capaian-capaian perlu pake banget disusun.
Selain agar ingat selalu karena saya ini pelupa, wishlist tentu penting bagi saya. Setidaknya, itu memudahkan saya
memantau capaian-capaian hidup. Juga, memudahkan untuk menjawab pertanyaan,
“Apa aja yang belum tercapai? Aku harus melakukan apa? Apa yang harus
dievaluasi? Apa yang harus ditingkatkan?”
Percayalah, memperhatikan hidup sendiri itu jauh lebih
penting daripada apapun. Apalagi, untung-rugi-nya hidup, kita sendiri yang
menanggung. Tidak ada orang yang benar-benar peduli dengan kehidupan kita
sampai dalem-dalemnya jika bukan kita sendiri. So, mulailah mencintai diri
sendiri, hidup kita sendiri. Dimulai dari, “Aku mau hidup yang seperti apa?”
Setidaknya, cikal bakal membuat resolusi berawal dari pertanyaan seperti itu.
Bagi saya, resolusi tak lain adalah wujud dari tantangan.
Tentu, menginginkan sesuatu atau pun menginginkan menjadi sesuatu, tentu harus
melewati jalan menuju tujuan. Cuma ngedip aja yang mudah, itu pun kalau mata
gak sakit. Cuma membalikkan telapak tangan aja yang tidak mudah, itu pun kalau
tangannya sehat wal afiyat. Untuk menyingkat kalimat, *haha tulisan macam apa
ini gak mau nulis panjang lebar* kita sepakati saja ya bahwa semua hal dalam
hidup memang butuh pengorbanan. Dan setiap jalan untuk mencapai keinginan kita
adalah tantangan. Singkatnya, cuma orang mati yang tidak mau berhadapan dengan
usaha, tantangan, dan kerja keras.
Jika ragamu masih hidup tapi tak punya greget sekalipun
dalam hidup, mungkin jiwamu sudah wafat. Eh, engga kok. Ini enggak lagi sok
nasehatin orang-orang. Ini dalam rangka ngomong sama diri sendiri. Hehe.
Ngomongin resolusi, saya cukup semangat ngobrolin tentang
mimpi dan keinginan. Tapi agaknya, saya ini tipe orang yang kurang suka ngobrolin
tentang keinginan apa saja yang mau diusahakan. Kok saya lebih seneng kalau
didoakan yang terbaik saja, dan didoakan tercapai resolusi saya. Haha... Tapi yang
jelas, sebagai anggota yang sudah lulus tkjs3, saya tentu sudah menentukan tema
besar resolusi tahun ini. Theme of De Year kali ini adalah “Mengusahakan Sedikit Lebih Baik Lagi”. Bukan bermaksud merasa sudah lebih baik. Tapi, Theme seperti ini, mudah-mudahan menyelipkan semangat pantang menyerah untuk jadi lebih baik. Jika nantinya lelah menyapa, mudah-mudahan selalu ingat, "Ayo Mi, usahakan sedikit lagi. Sedikit lagi. Dan sedikit lagi." Begitu terus. Turunan dari Theme-nya tentu banyak lah. Karena saya pendiam dan pemalu *tsaaah*, jadi saya tidak tuliskan di sini. *Buehehe*
Saya suka menyusun harapan-harapan yang besar, seperti menjadi
mujahidah yang dirindukan syurga nananina taradumba itu. Warbiyasah memang harapan
itu. Namun ada yang kita lupa. Saat tersibukkan dengan menyusun harapan besar,
kadang kita lupa untuk menekuni hal-hal sederhana nan kecil nan remeh temeh nan
apalah-apalah itu. Maka, saya cukup berbahagia saat berhasil melakukan resolusi
kecil di tahun 2016 salah satunya sarapan sebelum jam 9 pagi. Yeay. Meski satu
dua kali saya pernah tidak sarapan, atau sarapan di atas jam 9 pagi. Tapi
secara kumulatif, saya lebih sering dan bisa dinilai berhasil sarapan sebelum
jam 9 pagi. Sederhana memang, tapi saya rasa perlu diresolusikan pada tahun
lalu.
Mudah-mudahan tidak ada yang nyinyir, sarapan kok dibuat
resolusi segala? Kalau dijawab senewen sih saya bakal bilang, “suka-suka gue
donks. Hehe. “ Nah ini yang saya maksud,
beresolusi besar, jangan sampai melupakan hal remeh temeh. Saya cukup
berbahagia, karena berhasil dengan resolusi kecil ini. Karena, saya sudah nurut
dengan nasihat ibu yang sering bilang, “sarapan kui penting nduk... “ Sarapan
ibarat mengisi bensin di pagi hari sebagai modal pertama menjalankan aktivitas.
Sudahlah ya, kita sepakati saja juga kalau sarapan itu penting. *tulisan kok
banyak maksa buat sepakati bersama. hehe* Kalau ini insyaa Allah tidak terjadi
khilafiyah ya bahwa sarapan penting. Mau sarapan pakai nasi, pakai sendok, atau
pakai tangan mah terserah ya.
Dan tahun ini, saya mencoba tidak melupakan hal-hal sederhana
seperti tahun kemarin. Mengusahakan hal sederhana maupun tidak sederhana, tentu semuanya adalah tantangan.
Tentang berubah jadi lebih baik, saya jadi teringat kekata
entah dari siapa, “Jika ingin merubah sesuatu, rubahlah dulu sudut pandangmu. Karena,
jika kamu tidak bisa merubah pola pikirmu, kamu tidak akan merubah apa-apa”. Dan
tepat, nampaknya sulit bagi saya (tahun lalu) sarapan sebelum jam 9 pagi jika saya tidak
merubah sudut pandang bahwa sarapan pagi itu penting. Saking pentingnya, kudu
diusahakan.
Jadi, sudah bikin resolusi (baca: tantangan) apa dirimu untuk tahun ini?
Mudah-mudahan resolusi kita menjadikan kita lebih bahagia dan bermanfaat yah...
Always,
@mkusmias yang sok ngobrolin tentang resolusi. hehe