Inilah 4 Anchor Pembentuk Kepribadian Manusia

, , No Comments
Kita manusia yang lemah tidak bisa melihat secara pasti tentang masa depan. Masa depan adalah waktu yang menjadi takdir yang luar biasa. Waktu adalah dimensi tempat yang tabirnya tidak bisa dijebol. Karena masa depan tidak bisa dilihat, maka manusia sebagai makhluk yang terlibat di dalam waktu harus menghadapi satu hal yaitu ketidak pastian. Di balik ketidak pastian mengandung resiko dan kemungkinan. Kemungkinan yang dihamparkan hanya ada dua hal; kemungkinan baik yang selanjutnya menjadi “harapan”, dan kemungkinan buruk yang sering menjadi penghindaran. Manusia hanya bisa melihat kemungkinan-kemungkinan yang mungkin terjadi karena di sinilah kelemahan manusia; memiliki keterbatasan dan ketidak berdayaan. Oleh karenanya, manusia perlu memiliki pegangan dan andalan untuk menghadapi dan menjalani masa depan yang masih ghaib, yang tidak bisa dilihat mata namun hanya bisa diraba.

Andalan tersebut dalam ilmu Psikologi disebut sebagai Anchor. Seseorang bisa memutuskan sesuatu karena mengandalkan sesuatu. Misalnya, seseorang yang berani menikah muda, pasti memiliki andalan yang menjawab pertanyaan “kenapa berani menikah di usia muda?”. Seseorang berani mendaftar ujian masuk Universitas ternama karena memiliki andalan yang menjawab pertanyaan “kok berani-beraninya daftar Universitas keren itu?”. Seseorang berani berdagang karena memiliki andalan berupa modal, misalnya. Seseorang berani mengambil keputusan meski beresiko, karena memiliki suatu andalan. Andalan itulah yang biasa disebut sebagai Anchor.

Anchor terdiri dari 4 hal (layers of anchors) :
  • Materi
Contoh dari sesuatu berupa materi yang menjadi andalan manusia misalnya ijasah, uang, mobil, dan sebagainya. Seseorang merasa bisa berbuat sesuatu atau berani memutuskan suatu keputusan karena mengandalkan materi. Seseorang berani melamar sebagai manejer sebuah perusahaan karena memiliki ijasah dengan predikat kelulusan cumlaude, misalnya. Seseorang berani melamar seorang gadis karena ia sudah mapan dan kaya, misalnya. Seseorang berani membuka usaha dagang karena memiliki modal yang banyak, misalnya saja. Pada anchor ini, seseorang mengandalkan sesuatu berupa materi yang tampak sebagai alasan dan andalan kuat ia memutuskan suatu hal.
  • Self
Anchor tipe ini meletakkan dirinya sendiri sebagai sumber kekuatan utama. Ia beranggapan bahwa sumber kekuatan terletak pada dirinya sendiri, bukan dari sumber lain. Contohnya, tokoh besar Bill Gates. Bill Gates beranggapan bahwa kesuksesan yang mampu diraihnya tidak lain dan tidak bukan karena kemampuan dan kekuatan dirinya sendiri. Anchor dengan meletakkan “self” sebagai andalan hidupnya akan mempertuhankan diri sendiri. Tentu, seorang muslim yang taat seharusnya terhindar dari anchor tipe ini.


Anchor tipe ini hanya akan berakhir sia-sia. Karena ia bukanlah raja, kekuatan dan kemampuan dalam dirinya yang diagung-agungkan bukanlah sesuatu yang sempurna. Anchor jenis ini menafikkan kekuatan Allah (Tuhan) sebagai Dzat Yang Maha Kuasa, Rabb Yang Maha Perkasa, Yang Maha Berkehendak dan Maha Memiliki Kekuatan. Saat dirinya sadar bahwa ia tak lagi berdaya, maka tak ada pilihan lain kecuali mengakhiri hidupnya. Dan inilah yang pada akhirnya dipilih oleh Bill Gates. Bunuh diri. Na’udzubillah.

Memang perlu diwaspadai jika memiliki anchor yang meletakkan “self” pada kedudukan tertinggi. Orang dengan anchor tipe ini akan merasa dirinyalah yang paling hebat, sehingga akan melihat orang lain sebagai sesuatu yang lebih rendah, akan tumbuh benih-benih sombong dalam jiwanya. Padahal Islam menginginkan pemeluknya jauh-jauh dari penyakit-penyakit hati ini.

Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman:18)

Andalan berupa “self” ini, Al-Qur’an juga bercerita. Dialah Qarun yang peraya bahwa ia mendapatkan kekayaan dan harta karena kekuatan yang ada pada dirinya saja. Sebagaimana dikisahkan dalam Al-Qur’an bahwa Qarun berkata,

“sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku.”
(Q.S Al-Qoshosh: 78).

“sesungguhnya aku diberi nikmat itu hanyalah karena kepintaranku.” (Q.S Az-Zumar: 49)

Maka, orang yang meletakkan anchor “self” dalam posisi tertinggi, dunianya hanya akan binasa dan hidupnya hanya sia-sia belaka. Kita mesti ingat bahwa ada Allah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.
“Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Q.S Al-Mulk: 1)

  • Others

Andalan berupa “other” yakni mengandalkan orang lain atau sesuatu yang datang dari orang lain. Misalnya, seseorang yang semangat update status di media sosial karena berharap banyak yg klik “like” dan komentar suka. Ia akan menjadi semangat dan merasa hebat saat ada pengaruh dari orang lain. Orang dengan tipe anchor ini sering kali mengandalkan sesuatu dari orang lain. Baik itu kekuatan dari orang lain ataupun “pemberian” dari orang lain.
  • Virtues (hikmah)

Virtues adalah sesuatu yang baik, sesuatu yang arif. Kearifan yang terletak di dalam hati nurani seseorang. Ia meliputi prinsip-prinsip kehidupan, ataupun sunnatullah. Anchor tipe ini dianggap anchor yang paling kuat membentuk kepribadian seseorang. Dalam kehidupan muslim, saat seorang muslim sadar bahwa dirinya lemah dan Allah yang Maha Kuat, dan keimanan telah mengakar kuat dalam sanubarinya, di saat itu pula ia gantungkan seluruh hidupnya kepada Allah, maka itulah The Strongest Anchor. Bergantung pada Allah (Tuhan) dan nilai-nilai kebaikan. Inilah contoh bentuk anchor tipe virtues, selalu dapat mengambail hikmah dan hanya Allah tempat ia bergantung. Seseorang yang memiliki anchor virtues, yang mengandalkan Allah dalam hidupnya, akan mudah mengantarkan ia pada titik taqwa.

“Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.” (QS. Al Ikhlas [112] : 2)

Anchor / andalan seseorang akan membentuk kepribadian orang tersebut. Anchor tipe “self” akan membentuk pribadi yang selalu pede, kepedean yang mengarah pada keangkuhan dan menafikan akan campur tangan Tuhan dalam kehidupan. Anchor tipe “material” hanya mengandalkan barang-barang mati yang tak selamanya bisa berguna. Ia pun disibukkan dengan materi-materi dunia yang tak pernah kekal selamanya. Anchor tipe “others” hanya akan membentuk pribadi yang mengandalkan sesuatu yang datang dari orang lain. Ia akan selalu terdorong untuk mencari dan “meminta” sesuatu dari orang lain. Jika ia berbuat, perbuatannya pun tak ada nilai ikhlas dalam hatinya. Bagi seorang muslim, niat tentu hal yang fundamental karena ia penentu diterimanya amal di sisi Allah.

Meski pun yang dilakukannya itu baik, namun jika niatnya melenceng dari ikhlas karena Allah, maka sia-sialah amalnya itu. Amalnya tak lain hanya menyisakan lelah di setiap langkah saja.

Maka, untuk menjadi pribadi yang kuat, baik, dan mulia adalah dengan memiliki anchor “virtues”. Ia mengandalkan pada hikmah dan prinsip yang baik dalam kehidupan, tentu sumber yang ia andalkan adalah pada Dzat yang Maha Kuat lagi Kekal, yaitu Allah Suhbanahu wa Ta’ala. Inilah anchor yang paling kuat. Meski anchor ini abtrak, namun kekuatan-Nya begitu nyata. Anchor ini membentuk kepribadian seseorang menuju titik taqwa. Setelah mengetahui anchor sebagai pembentuk kepribadian manusia, lalu yang manakah anchor dalam hidup kita selama ini? #Refleksi.

Hasbunallahu wa ni’mal wakiil, ni’mal maulaa wa ni’man nashiir. Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung.


Wallahu a’lam bishshowab.

0 komentar:

Post a Comment