Lokya Pisi, Syair Papua Sarat Pesan Islami

, , No Comments

Istimewanya negeri ini, terdiri dari banyak kawasan, pulau, dan daerah yang masing-masing memiliki nilai khas dari kearifan lokal yang ada. Dari ujung barat hingga timur tersusun dari berbagai keunikan lokal yang mengagumkan, membuat negeri ini terlihat semakin kaya dengan keberagaman yang ada. Pun demikian dengan yang kutemui di belahan timur nusantara, Papua. Tepatnya di Pulau Misool, pulau kecil yang berada di bawah gambar kepala burung ini menyimpan keunikan yang sedikit berbeda dibandingkan kawasan lain di Papua. Di sini, kutemui kawasan yang menjadi perkampungan bagi kaum muslim. Bukan lagi kampung dengan mayoritas penduduknya adalah muslim. Namun, sudah dijuluki sebagai kampung muslim. Menurutku ini unik dan membuat petualanganku di kawasan ini menjadi lebih dekat dengan sisi spiritual. Papua yang mayoritas dihuni oleh penduduk nonmuslim, ternyata masih ada perkampungan-perkampungan muslim yang hidup dengan damai. Inilah uniknya pulau yang terkenal dengan sebutan Cendrawasih ini. Inilah uniknya negeri ini.

Wahh,, itulah kata yang pertama kali keluar dari mulut saya saat mengetahui ini, mata saya melebar karena takjub, mulut berdecak kagum, dan bergumam.  Ada ya ternyata? Di papua lho… sungguh sangat kontras dengan yang saya bayangkan selama ini.  Semua kekaguman saya bersimpul menjadi satu kata, keren

Bercerita tentang keagamisan kampung ini, Islam adalah agama mayoritas penduduk Misool. itulah kenapa beberapa kampung di pulau ini dijuluki sebagai kampung muslim, seperti kampung Fafanlap, Harapan Jaya, Yellu, Usaha Jaya, dan Gamta. Salah satu hal yang paling berkesan bagi saya adalah ketika anak-anak kelas 6 SD N 10 Fafanlap mengenalkan pada saya sebuah syair yang maknanya sangat dalam sekali. Maknanya menyentuhqolbu jika kita merenungi dengan hati. Lokya Pisi, itulah judul syair yang ditembangkan anak-anak kelas 6 SD saat pelajaran Muatan Lokal. Lokya Pisi berarti Sakit Hati. Syair ini sudah sejak lama ada. Sejak dahulu kala saat penduduk kawasan ini ramai-rami memeluk agama Islam. Jadi jangan dikira syair ini terinspirasi dari lagu yang berjudul Sakitnya Tu Di Sini ya.. hehe..

Waktu itu saya menjadi guru bantu saat melaksanakan KKN-PPM UGM yang tergabung dalam tim KKN yang menamakan diri sebagai tim Sahabat Misool di kampung Fafanlap bulan  Agustus lalu. Keriuhan suara anak-anak yang melagukan syair Lokya Pisi membuat saya merinding. Lebih terpukau lagi saat anak-anak ini menerjemahkankan artinya ke dalam bahasa Indonesia. Wahh,,  lagi-lagi saya speechless dibuatnya. Syair yang mengandung pesan-pesan religius yang sangat berarti. Kekaguman dan decak kagumku sudah tak dapat lagi terekspresikan selain kata wahh, kerenMasyaa Allah… Inilah tembangnya.

Lokya Pisi
Badanya pisi
Yem dunia anafi poto
Waya sut panpon
Ya raso poto
Manyasal jang ana del mulo
Karna po dunia ne
Tasambim sapo

Terjemahanannya,
Hatiku sakit,
Badanku sakit,
Lihat dunia sudah tak baik,
Air dan makanan
Saya tak rasa lagi
Jangan menyesal akan dibelakang
Karna di dunia tidak sholat

Syair Lokya Pisi berisi nasehat yang sangat dekat dengan nilai-nilai islam. Syair ini bercerita tentang seseorang yang merasa gelisah dan gundah melihat keadaan dunia yang sudah tak baik lagi, sampai hatinya terasa tak nyaman (sakit) lagi. Sampai-sampai tak selera lagi untuk merasakan nikmatnya makanan dan minuman. Nampak kegamblangan makna syair di bait yang terakhir. Yaitu, sebuah pesan untuk insan muslim supaya tidak pernah meninggalkan sholat jika tidak ingin rugi di hari kemudian. Manyasal jang ana del mulo. Jangan menyesal di belakang (di hari akhir). Karna po dunia ne tasambim sapo. Karena di dunia tak lagi sholat. Karena di dunia meninggalkan kewajiban sholat. Bagi kaum muslim, tentu ini sangat sejalan dengan ayat,

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’.” (Q.S Al-Baqarah : 43)

Inilah syair dari timur nusantara yang sarat dengan nilai keislaman. Tak kalah dengan makna syair-syair Jawa seperti Lir-ilir.  Syair yang mengandung nasehat mulia, bukan?

*tulisan ini juga dimuat di Sahabat Misool . monggo mampir juga.. :) 

0 komentar:

Post a Comment