Guru Yang Baik Itu...

, , No Comments


Bisa jadi mengajar itu adalah ketrampilan. Kenyataannya, meski setiap orang bisa berbicara tapi tak selalunya bisa berbicara layaknya guru, mengajarkan apa yang dia sebut sebagai ilmu.
Rasanya hari-hariku lebih bermakna karena ada kesempatan dan ruang untuk mengekspresikan apa yang menjadi hobiku. Aku tak menyangka,

ternyata kebiasaanku mengajari anak-anak kecil di sekitar rumahku waktu masih SMA dulu, manfaatnya baru ku sadari sekarang. Ya, dari dulu aku sudah terbiasa mendamping keponakan-keponakan yang tinggal di dekat di rumah untuk belajar di malam hari.
Dan saat KKN, aku serasa dipertemukan dengan duniaku. Ibarat anak kecil dipertemukan dengan dunia permen. Tentu saat itu aku merasa hari-hariku semanis permen. Dimulai dengan mengajar SMP N 4 Raja Ampat, SD N 15 Fafanlap, dan SMA Guppi Fafanlap. Ditambah lagi kegiatan belajar mengajar di luar sekolah, yang sering disebut dengan ekstrakulikuler atau pelajaran di luar sekolah. Sanggar belajar “Fafanlap Ceria” menjadi tempat kedua aku melampiaskan kegemaran mengajar. Sanggar Belajar adalah salah satu program KKN dari tim KKN-PPM UGM yang menamakan diri dengan Sahabat Misool. Program KKN-PPM UGM Unit PPB-01 ini mengangkat tema tentang pendidikan. Tentu semua mata tahu bahwa Papua memang masih membutuhkan sentuhan dan perhatian untuk masalah pendidikan.
Pengalaman mengajar di kampung Fafanlap memberikan kenangan dan kesan tersendiri. Aku mencintai mengajar seperti aku mencintai murid-muridku di kampung kecil ini. pertama kali mengajar, aku sedikit gugup dan kikuk. Senyum memang sering menjadi solusi atas ketidakoptimisan. Ku tutup mataku, dan sebentar ku hembuskan nafas untuk mengumpulkan semangat. Saat ku buka mata, optimis itu serasa sudah merasuk di dalam dada. Memandang wajah polos mereka menghilangkan kegugupan dan kekikuk-anku.
Perkenalan menjadi bahasan pembukaku di kelas. Sedikit canda kuselipkan agar diriku tak lagi kikuk dan anak-anak pun tak merasa takut padaku. Selesai perkenalan, aku bagikan beberapa kertas bergaris yang masih putih kepada murid-muridku yang waktu itu jumlahnya tak melebihi angka 15. Sebelum memulai pelajaran, aku memberikan pertanyaan sederhana kepada mereka. Bagaimanakah ciri-ciri guru yang baik menurut kalian? Begitulah pertanyaanku. Aku ingin mengajar dengan baik dan memberikan yang terbaik. Maka dari itu, aku ingin mengetahui pandangan mereka tentang guru yang baik untuk masukan pertama kepadaku. Aku ingin memasuki frame berfikir mereka tentang guru yang mereka inginkan. Selesai mengajar, ku baca tulisan-tulisan mereka. Di dalam kamar, aku kumpulkan perhatian penuh untuk membaca setiap kata yang ditulis anak-anak. Sesekali aku tersenyum, dan berkali-kali aku tertawa tipis. Mereka lucu. Begitupun dengan tulisan-tulisannya yang lucu jika dibaca. Tulisan anak-anak cukup membuatku terhibur di siang hari yang lumayan panas itu. Sebagian besar anak-anak menjawab, guru yang baik itu guru yang sopan, tidak marah-marah, dan ramah. Namun dari berpuluh-puluh tulisan, ada salah satu tulisan yang cukup menarik bagiku. Dalam secarik kertas itu, tertulis;
“aku senang apabila ada guru yang masuk ruangan itu dalam keadaan sopan seperti : (1) masuk ruangan memakai jilbab yang dapat menutupi aurat. (2) penuh kasih sayang.”
Jawaban itu ditulis oleh seorang muridku di kelas XI IPA bernama Hajirul Mejene. Aku tersenyum simpul. “memakai jilbab? wah kasian banget ya,, kalau gurunya laki-laki harus pakai jilbab juga kah?”, aku mencandai diriku sendiri. Hoho,,,, Entah kenapa jawaban Haji membuatku tersenyum damai. Seolah-olah keberadaanku yang seperti ini sangat diterima oleh anak-anak didikku justru menjadi harapan mereka. Alhamdulillah, aku memang sudah memakai jilbab yang menutupi aurat seperti dalam tulisan Haji. Semoga Allah memberi keistiqomahan padaku.
Baiklah anak-anak. Aku ingin menjadi guru yang baik buat kalian. Pesan-pesan ini akan menjadi masukan pertama bagiku. Sayangnya aku hanya berkesempatan memberikan pertanyaan tentang guru yang baik kepada murid-murid. Mungkin kalau masih ada kesempatan, para siswa akan ku minta untuk bertanya pada bapak dan ibu guru mereka tentang "Seperti apakah murid yang baik menurut bapak/ibu guru?" Seperti apapun guru yang mengajar kalian, adek-adekku. Sesungguhnya tiada yang akan mereka berikan kecuali yang baik-baik untuk kalian. Surat-surat kalian akan selalu kusimpan sebagai kenangan yang kubawa dari Fafanlap. Aku selalu merindukan kalian sejak bertemu kalian sampai detik ini, dan untuk selamanya. Langit pun tahu kerinduanku pada kalian. Karena aku sering menatap langit, menitip salam pada bintang-bintang dan angin malam untuk kalian. dan berharap kalian menatap langit yang sama dan merasakan dinginnya malam. Saat itu lah kita sedang melepas kerinduan. :)

0 komentar:

Post a Comment